Di Kota Muna
Asal mula Tanaman Jagung dengan Ubi-kayu
(TULA-TULANOKANANDONOKAHETELA BI MAFUSAU)
Pada zaman dahulu yang dikatakan orang, zamannya orang yang masih makan katak, orang-orang di Muna banyak. Sumber hidup mereka waktu itu apa saja yang mereka dapat, ya katak, ya ular, ya tikus pokoknya apa saja yang mereka dapat. Mereka pakai sebagai penutup badan ialah daun pisang yang sudah kering atau sengaja dikeringkan. Lama kelamaan mereka ini sudah dapat juga berburu binatang-binatang besar, seperti babi, jonga, sapi, kerbau, ular-ular besar dan lain-lain. (belum mengenal makanan lain, selain daging binatang). Alat yang mereka pakai berburu adalah batang buluh yang diruncing semacam tombak. Suatu waktu seorang diantara mereka ini, seperti biasanya pergi di hutan mencari binatang apa saja untuk di makan. Sementara ia berjalan-jalan dalam hutan, tiba-tiba ia melihat suatu jenis tanaman yang buahnya agak panjang-panjang.
Orang ini mencoba memetik buah tanaman itu lalu ia makan, padahal ia rasa enak. Lalu ia memetik banyak-banyak dan ia bawa pulang di rumah, sampai di rumah ia suruh isterinya masak. Setelah masak mereka sekeluarga makan bersama-sama dan mereka rasakan enak. Maka mulai saat itu orang tidak berhenti-henti. Lama-kelamaan terus dapat diketahui oleh kawan-kawan dalam kampung, sehingga sudah menjadi makanan mereka sehari-hari dan tanaman itu namanya ”Wate Sau” Kemudian mereka mencoba menanam biji dari buah dan memang tumbuh dengan baik. Dengan ini mereka makin tahu memperluas tanah yang mereka tanami dengan tanaman Wute Sau ini, dan disaat inilah mereka mulai pintar bercocok tanam. Setelah itu maka pada suatu saat tiba orang-orang yang disebut Portugis. Orang-orang ini tidak menetap tinggal di Muna, tetapi mereka pulang pergi ke negeri mereka (berdagang). Suatu saat orang-orang Portugis ini datang dengan membawa makanan mentah yang disebut jagung dan ubi kayu, yang kemudian dibagi-bagikan kepada penduduk untuk ditanam. Jagung ditanam bijinya dan ubi kayu ditanam batangnya. Yang menerima pemberian bibit adalah Raja Muna Kaindea.
Raja Muna inilah yang mula memprakarsai soal cocok tanam/berkebun, dan makanya ia disebut Sangia Kaindea, karena ia sendiri yang mempunyai kebun yang terluas, yang isinya bukan saja jagung dan ubi kayu, tetapi segala macam tanaman. Pada saat panen jagung dan ubi kayu ini dirasakan oleh penduduk bahwa jagung dan ubi kayu ini enak dimakan, apalagi dimakan dengan lauknya daging, maka mulai saat itu jagung dan ubi kayu menjadilah makanan pokok bagi orang-orang Muna sampai sekarang ini.
Jagung dan Ubi kayu |
No comments:
Post a Comment