Cerita Rakyat : Asal-Mula Tanaman Semangka (Part 1)

CERITA RAKYAT DAERAH SULAWESI TENGGARA 
Di Kota Kendari 

ASAL-MULA TANAMAN SEMANGKA. (Part 1)


Pada suatu ketika, gadis Sani membuka kebun. Gadis Sani adalah seorang anak yatim-piatu yang tidak mempunyai saudara kandung. Tidak ada pekerjaan lain kecuali mengerjakan kebun. Suatu saat gadis Sani timbul niatnya dan bercita-cita akan merawat baik-baik kebunnya itu. Timbul pula keinginannya untuk menanam padi dalam kebunnya, sebab dia sudah melihat, bahwa tidak ada orang yang susah bila ia memperoleh hasil yang layak, kecuali kesenangan yang dijumpainya. Sesudah itu pagi-pagi sekali ia sudah memasak untuk sarapan pagi. Sebelumnya ia sudah mengasah dahulu sabitnya sesudah itu baru ia sarapan.

Selesai sarapan ia pun lalu mengambil bakulnya dan berangkatlah ia ke kebun untuk menyabit. Tidak lama sampailah ia di kebun dan gadis Sani terus menyabit. Persis tengah hari ia menengadah untuk melihat matahari, dengan maksud untuk mengetahui sudah tinggi matahari atau belum. Akan tetapi sial sekali begitu memalingkan kepala, terus ia potong jari telunjuknya lalu berdarah; untuk membendung/menahan darah tersebut, Sani membuka bajunya lalu ia membalutnya. Akan tetapi darah terus-terus keluar dan tiada berhenti. Setelah itu ia memetik mencabut rumput kaitan kaki, lalu dikunyahnya dan meletakkan di atas luka telunjuknya. Sepotong rumput tadi itu menahan darah dan langsung menyembuhkan lukanya.

Selanjutnya Sani melihat ke tanah, alangkah banyaknya darah yang terpancar di tanah, dan diambilnyalah sebatang kayu lalu ditancapnya di tempat darah tadi terpancar untuk menandainya. Begitulah pekerjaannya setiap harinya. Tepat 7 hari ia pulang-pergi menyabit dan membersihkan kebunnya, terlihatlah olehnya suatu tumbuhan yang tumbuh dan sedang melilit di batang kayu tertancap tadi. Berkatalah dalam hati Sani; Tumbuhan apakah gerangan yang sedang tumbuh dan melilit pada kayu yang saya tancapkan itu.

Pada minggu berikutnya Sani pergi menengok kebunnya. Dari jauh terlihatlah ia, bahwa tanaman itu sudah berbuah dan buahnya hanya satu saja. Tiada berapa lama ia mengelilingi kebunnya, lalu ia kembali ke rumahnya. Begitu ia tiba di rumah terus ia memasak dan setelah selesai makan ia ingin beristirahat. Tidak berapa lama ia istirahat terlenalah Sani dan tertidurlah ia dengan nyenyaknya, karena lelah.

Dalam tidurnya Sani bermimpi. Dalam mimpinya ada seorang perempuan janda tua datang memberitahukan Sani, bahwa tumbuhan yang sedang tumbuh dan melilit pada batang kayu yang ditancapkannya adalah buah ’’Semangka”, yang berasal dari darah telunjuknya yang luka waktu ia sedang menyabit. Tidak lama kemudian terbangunlah Sani dari tidurnya dan sadarlah ia, bahwa peristiwa yang baru terjadi adalah hanya mimpi. Barulah Sani mengetahui dengan tepat, bahwa tumbuhan yang sedang tumbuh di kebunnya itu adalah semangka. Dalam minggu berikutnya, pada hari Jum’at, barulah Sani pergi menengok kebunnya dan dari jauh terlihat padanya, bahwa tumbuhan yang sedang tumbuh itu sudah berbuah. Setelah Sani datang memeriksa dan menelitinya, buahnya hanya sebiji. Dari hari ke hari akhimya tidak dirasa sudah 3 Jum’at waktu berlalu dan tepat pada Jum’at keempat hari, barulah ia pergi menengok kebunnya. Dari jauh terlihat olehnya, bahwa buah semangkanya sudah tua. Dengan hati yang gembira dipetiknyalah buah semangka itu dan langsung dibawanya ke rumah.

Di tengah perjalanan, berkatalah dalam hati Sani; ’’Besok pagi saja saya belah semangka ini dan kumakan sampai kenyang. Esok harinya ia lalu pergi lagi menyabit. Tepat tengah hari ia pulang lagi memasak dan makan. Lama ia berniat untuk makan semangka tersebut, 7 hari kemudian ia pergi melihatnya, ternyata semakin bertambah besar semangka tersebut.

Berkatalah Sani katanya, ’’Besok pagi saja saya mulai makan.” Tetapi ia selalu lupa, akhimya sudah empat jum’at baru ia turun melihatnya di sebelah rumah, sudah menjadi manusia, sangat terperanjatnya Sani seraya berkata, ’’Besok pagi akan saya potong.” Kemudian sudah satu minggu baru ia ingat kembali, baru ia pergi melihatnya untuk memotongnya. Akan tetapi pada waktu itu semangka lalu berkata; ’’Gadis Sani, tolong masakkan, saya mau makan, saya sangat lapar.”
Setelah itu gadis Sani terus pergi memasak untuk semangka dan sesudah memasak lalu di antarkan kepada semangka. Keempat harinya semangka sudah menghabiskan satu periuk tanah kecil, kelima harinya sudah menghabiskan satu periuk kuningan.

Sementara itu Sani mulai bersusah hati memikirkan soal makanan. Keenam harinya ia memasak pada periuk besar sekali untuk makanan manusia semangka tadi, tetapi dihabiskan pula.
Kemudian daripada itu Sani berkata, ’’Manusia apa ia gerangan. Terlalu banyak ia makan.” Ketujuh harinya Sani pergi menyabit di kebunnya. Tetapi tidak seberapa lama terdengarlah ia dipanggil. Maka gadis Sani lalu pulang diam-diam mengintipnya, apa yang sedang dibicarakannya. Terdengarlah ia sedang bicara. Semangka tersebut berkata; kecuali kalau bukan besok saya makan engkau.
Kemudian Sani naik di rumah, bersuaralah Semangka berseru, ’’Kamukah gadis Sani?”
Sahut gadis Sani, ”Ya, sayalah!

”Masakkanlah makanan saya sudah cukup lapar.”
Setelah itu Sani memasakkan makanan dan diantarkan kepadanya. Lalu makanlah semangka itu. Sudah disiapkannya juga makanan untuk di jalan karena ia berniat akan lari dari tempat itu. Pada waktu subuh pergilah Sani dari rumahnya dengan maksud melarikan diri. Sesudah siang semangka itu lalu merangkak menuju tempat tidur Sani. Ketika sampai di tempat, dilihatnya Sani sudah tidak ada lagi. Terus ia memanggilnya, tetapi sudah tidak ada lagi yang menjawab. Berkatalah semangka, ”Oh, kau sudah lari Sani. Biarpun kau di balik tanah, di atas kayangan, saya akan menyusulmu dan pasti saya rikit engkau.”
Asal-Mula Tanaman Semangka
Asal-Mula Tanaman Semangka

Baca Juga :

No comments:

Post a Comment