CERITA RAKYAT DAERAH SULAWESI TENGGARA
Di Kota Kendari
OHEO
(Kisah seorang laki-laki jejaka benama oheo penghuni bumi ini kawin dengan salah seorang dari 7 bidadari dari kayangan). (Part 4)
Sementara Oheo termenung
sedih, datanglah seekor kucing menanyakan tentang kesusahannya itu. Lalu ia
menceritakannya bahwa ia mau makan tetapi ia tidak mengetahui talam mana yang
berisi di antara ketujuh buah talam itu. Berkata kucing, ’’Perhatikan saya,
talam yang saya hadapi nanti itulah talam yang ada isinya.”
Kucing itu langsung pergi
menghadapi talam yang terletak paling di tengah, lalu Oheo berdiri dan pergi
duduk menghadapi talam yang terletak di tengah, kemudian dibukanya lalu
makanlah ia. Baginda
bersabda, ’’Sakti juga engkau Oheo”. Di saat selesai makan, malam pun tibalah.
Sesudah makan ia kembali duduk pada tempat duduknya yang semula ia makan sirih.
Baginda bertitah, ”Oheo, silahkan engkau pergi tidur bersama istrimu. Ada
tujuh buah kelambu yang sama berjejer, engkau harus menerka kelambu
Anawaingguluri. Kalau engkau tidak kena kelambu Anawaingguluri, maka bukan
istrimu lagi.”
Dari
semua ujian dan cobaan yang dilalui, maka ujian inilah yang terberat baginya.
Di dalam keadaan gelap-gulita, letak ketujuh kelambu itu tidak diketahuinya. Ia
sudah kehabisan akal memikirkannya. Sementara ia kebingungan, tiba-tiba
datanglah seekor kunang-kunang terbang mengelilinginya sambil bertanya kepadanya,
katanya, ”Hai Oheo, mengapa engkau nampaknya terlalu bersedih hati?”
Oheo
menjawab, ’’Saya hendak pergi tidur, tetapi saya tidak mengetahui tempat tidur
Anawaingguluri; jangankan mengetahui, melihat letak ketujuh buah kelambu itu
pun saya tidak dapat, karena terlalu gelap.” Kunang-kunang
itu menjawab, ’’Kalau begitu, ikutilah saya terbang, di mana saya hinggap
itulah kelambu istrimu.” Kunang-kunang itu lalu terbang, lalu Oheo mengikutinya kemana saja
terbangnya kunang-kunang itu, sampai hinggap pada kelambu tempat tidur
Anawaingguluri. Oheo membuka kelambu itu. Terlihatlah olehnya istrinya sedang
menyusui anaknya. Lalu ia masuk ke dalam kelambu itu membaringkan dirinya.
Setelah
siang pagi-pagi buta, baginda kembali bersabda, ”Oheo, pergilah engkau merotan
dan mengambil ijuk, engkau menganyam keranjang dan memintal tali.” Lalu
ia pergi merotan dan mengambil ijuk, dan setelah kembali ia langsung menganyam
keranjang. Sesudah selesai keranjangnya, lalu ia mulai memintal tali. Setelah
ia selesai memintal tali lalu ia naik ke istana. Baginda
kembali bersabda, ’’Besok kalian akan diturunkan ke dunia tengah, sebab engkau,
Oheo, tidak boleh menetap di kayangan karena engkau orang dunia tengah.
Sesudah
malam Oheo memberitahukan istrinya supaya ia menyiapkan segala sesuatunya,
sebab besok siang mereka sudah akan diturunkan ke dunia tengah.” Keesokan
harinya bersabdalah baginda, ’’Kalian masuklah ke dalam keranjang itu supaya
diikat. Kalian sudah akan diturunkan sekarang.” Sementara
Anawaingguluri akan masuk ke dalam keranjang ia teringat untuk mengambil
pisaunya lalu disisipkan pada pinggangnya terus masuk ke dalam keranjang.
Sesudah mereka masuk ke dalam keranjang lalu diikat erat-erat. Sesudah diikat
keranjang itu langsung diturunkan.
Pada
pertengahan perjalanan mereka Anawaingguluri berkata, ’’Oheo, carilah akal
sekarang. Mereka akan menimbuni kita dengan batu besar.” Oheo menjawab,
”Apa daya yang akan saya kerjakan.” Berkata Anawaingguluri, ”Ini pisau.” Oheo
mengambil pisau itu lalu dia mulai memotong pengikat keranjang itu. Setelah ia
melihat tanah selebar telapak tangan, lalu digendongnya istrinya pada tangan
kanannya dan pada tangan kirinya adalah anaknya, lalu mereka melompat. Mereka
tiba di tanah.
Untunglah
mereka bisa bebas, jika tidak batu besar itu akan menindis keranjang itu.
Hampir-hampir saja mereka ditindis batu besar itu. Di
tempat baru itu, mulailah Oheo membuka ladang. Setelah selesai membakar hutan,
lalu ditanaminya jagung dan woto. Sesudah itu mulailah mereka menanami padi.
Cerita Rakyat : OHEO |
Baca Juga :
No comments:
Post a Comment