Di Kota Buton.
KERA DENGAN AYAM
(Landoke-Ndoke Te Manu)
Pada zaman dahulu, kera dengan ayam bersahabat karib. Pada suatu hari kera mengundang sahabatnya untuk pergi melancong. Karena sibuknya mereka melihat-lihat keindahan alam, mereka lupa petang. Dalam perjalanan itu kera merasa lapar. Karena laparnya, ia menangkap kawannya sambil berkata: ”Aku akan makan kamu.” Ayam itu menggelepar-gelepar. Semua bulunya dicabuti oleh kera. Oleh karena ayam itu kuat, maka terlepaslah ia dari tangan kera, lalu ia lari mencari sahabatnya yang lain, yaitu kepiting.
Ketika bertemu dengan kepiting, ia menceriterakan peristiwa itu kepada sahabatnya itu. Dengan keheran-heranan, kepiting itu berkata: ’’Kalau kita mencari kawan, kita harus tau memilih, mana kawan yang setia dan mana yang tidak. Marilah masuk ke dalam rumah saya ini.”
Masuklah ayam itu ke dalam rumah kepiting sambil ia meminta tolong untuk mengembalikan bulunya sebagai semula. Kepiting itu memandikan kawannya itu dengan santan. Begitu dibuatnya setiap hari, sehingga beberapa hari saja bulu ayam itu tumbuh. Lama kelamaan bulu ayam itu sudah kembali seperti semula. Ayam itu lalu bertanya kepada kepiting: ’’Bagaimanakah akalnya, untuk membalas dendam kepada kera itu, sedang ia lebih tangkas dari kita.” Jawab kepiting: ”Kamu bantu saya membuat perahu dari tanah yang biasa kukeluarkan dari lubangku. Bilamana sudah selesai, kamu pergi undang kera kita menyeberang ke pulau sana yang banyak buah-buahan.”
Bekerjalah mereka berdua membuat perahu dari tanah. Setelah selesai lalu ayam pergi mencari sahabatnya yang dahulu yaitu kera. Setelah bertemu, ayam mengundang sahabatnya itu untuk menyeberang pada sebuah pulau, di mana pulau itu ada banyak jenis-jenis buah-buahan dan pemandangan sangat indah.
Kera itu bertanya: ”Di manakah kita mendapat perahu untuk menyeberang?” Jawab ayam: ’’Nanti saya ajak kawan saya kepiting untuk menyeberang bersama-sama, karena ia mempunyai perahu dan ia ahli di perahu.”
Mendengar itu kera itu sangat gembira karena dipikirnya bahwa kalau mereka tiba di pulau itu tentu ia akan puas memanjat dan memakan buah-buahan, sedang kawannya tentu akan kelaparan karena tidak tahu memanjat.
Segera ayam menemui kepiting, sambil menyiapkan perahu yang pernah mereka buat. Kemudian memanggil kera. Dengan merasa bangga, kera melompat ke dalam perahu itu. Kera tidak mengetahui, bahwa ayam dengan kepiting sudah bermupakat, bahwa kalau di tengah laut, bilamana ada komando, akan dilaksanakan dengan diam-diam, supaya perahu bocor dan tenggelam.
Maka berangkatlah mereka dengan perasaan gembira. Tiba di tengah laut, ayam itu menyanyi. Demikian nyanyiannya: ”Aku lubangi ho !!!!”
Mendengar itu kepiting berpantun lagi: ’’Jangan dahulu ho!!!” Sambil mereka pura-pura tertawa. Ayam menyanyi lagi: ”Aku lubangi ho!!” Kepiting menjawab pantun temannya: ’’Tunggu sampai dalam sekali ho!!”
Mulailah ayam mencotok-cotok perahu itu, akhirnya bocor perahu mereka, lalu tenggelam. Setelah perahu tenggelam, kepiting menyelam ke dasar laut, dan ayam terbang ke darat. Sial bagi kera yang tidak tahu berenang itu sehingga ia mati lemas di tengah laut.
No comments:
Post a Comment