Di Kota Buton.
ASAL MULA TANAMAN KONAU.
Pada zaman dahulu kala seorang puteri yang sangat cantik tinggal pada suatu kampung di tengah gunung. Begitu cantik si puteri gadis itu, sehingga menarik perhatian setiap orang melihatnya. Siapa yang melihat puteri itu terpaku di tempat, melihat kecantikannya yang luar biasa.
Pada suatu saat, seorang pemuda yang sudah biasa menemukan gadis itu, di jalan atau di pesta-pesta, ingin membuang sepatah kata kecintaan terhadap si puteri itu. Tetapi kata-kata sindiran cinta itu, tidak dijawab oleh gadis itu, hanya memperlihatkan senyum simpati yang menawan hati pemuda itu. Sebagai mana biasa terjadi, bahwa kata seorang gadis dilemparkan dengan suatu kata-kata cinta dan walaupun tidak dijawab dengan kata-kata, tetapi dengan gerak dan laku perbuatan pun sudah dapat menandakan keinginan yang tersembunyi dalam hati.
Demikianlah menurut dugaan pemuda itu, sehingga pada suatu saat, di waktu-waktu yang dianggap baik, maka pemuda tadi mengadakan lamaran kepada puteri gadis yang cantik jelita itu dengan adat kebiasaan yang biasa dilakukan. Lamaran mulai dijalankan/dilakukan. Setelah didengar oleh puteri gadis yang cantik itu, dengan spontan ia menerima lamaran itu, sebab prinsip gadis itu harus menolak hajat seseorang, akan menanggung resiko di kemudian hari. Pada hari-hari yang lain dengan tidak disangka-sangka, lalu seorang pemuda dari tempat lain memajukan pula lamaran kepada gadis itu. Bagaimana prinsip si puteri? lamaran yang datang dari orang yang kedua itupun diterima; demikian terjadi beberapa hari datang lagi lamaran dari seorang pemuda lain sehingga pemuda-pemuda pelamar itu telah berjumlah empat puluh orang. Di antara empat puluh pemuda yang memajukan lamaran itu, satu dengan lain tidak kenal mengenai.
Pada suatu waktu ke empat puluh pemuda yang melamar itu dengan tidak tahu menahu antara satu dengan yang lain, serentak datang di hadapan puteri bagaikan orang-orang yang telah berjanji lebih dahulu. Di tempat itu para pemuda itu tanya menanyakan maksud antara satu dengan yang lain. Apa gerangan terjadi? Ke empat puluh pemuda itu kebetulan sama tujuan, sama keinginan yaitu datang mendesak kepada puteri gadis itu untuk minta waktu mana untuk mengadakan perkawinan. Puteri itu kebimbang-bimbangan. Ia tidak lagi menetapkan waktu demikian banyak pelamar. Siapa yang akan ditolak dan siapa yang akan diterima.
Karena susah hati, puteri itu memberikan waktu yakni tujuh hari kemudian baru datang untuk menentukan janji. Semua pemuda itu pada kembali ke tempat masing-masing sambil memikir-mikirkan, siapakah nanti di antara mereka itu yang diterima untuk kawin dengan puteri itu. Pada waktu yang ditentukan, hadirlah pemuda-pemuda pelamar itu. Apa gerangan yang terjadi? Di ketemukanlah puteri gadis itu telah berubah bentuk yakni kaki puteri itu telah berubah menjadi himpunan akar pohon enau dan tertanam di dalam tanah. Melihat peristiwa itu separuh dari pemuda-pemuda itu mengundurkan diri.
Gadis itu berkata kepada pemuda-pemuda itu bahwa tujuh hari kemudian datang lagi, rupanya dapat ditentukan siapa di antara kalian yang diterima untuk mengadakan pernikahan. Tujuh hari kemudian datang lagi pemuda-pemuda itu. Didapatkan gadis itu, badannya telah berubah menjadi batang pohon enau. Dijanji pula bahwa tujuh hari kemudian datang lagi dan siapakah yang akan beruntung. Di antara tujuh hari yang terakhir itu maka seluruh tubuh gadis itu telah berubah menjadi pohon enau, yaitu kukunya menjadi akar, badannya menjadi batang, susunya menjadi seludang, dan kepala telah menjadi daun, rambut telah menjadi ijuk enau. Dalam waktu tujuh hari itu juga ia telah memunculkan seludang yang sudah dapat disadap.
Tepat pada waktu yang ditentukan datanglah pemuda-pemuda pelamar itu tetapi hanya tinggal satu orang saja. Sedang yang lain telah mengundurkan diri sebab mereka merasa tidak perlu lagi, sebab gadis itu telah menjadi pohon. Pada saat puteri itu berubah menjadi pohon enau, ia pernah mengucapkan sumpah, bahwa barang siapa yang meminum airku besok lagi mereka-mereka itu akan merasa pusing dan merasa ketagihan, di manapun aku berada, semua orang mencari dan mencintai airku.
Demikian dongeng dari asal-usul semula pohon enau.
No comments:
Post a Comment