Di Kota Muna.
Riwayat seorang laki-laki keluar dari dalam batang bambu
(TULA-TULANO MIE BETENO NE TOMBULA)
Menurut orang-orang tua dahulu kala, ada di Muna orang yang keluar dari dalam bambu yang namanya disebut ”ZAIDHUL DHALALI”. Waktu itu orang-orang di Muna belum terlalu banyak macam sekarang ini. Terjadinya hal ini ialah dikampung Tongkuno. Banyaknya orang-orang kampung Tongkuno waktu itu kira-kira sekitar empat puluh rumah tangga.
Kepala Kampungnya disebut Kamolulano Tongkuno. Suatu waktu Kepala Kampung Tongkuno ini menyuruh orang kampungnya empat orang pergi memotong bambu di hutan yang bernama Lambubalano. Bambu ini maksudnya untuk dianyam menjadi tali pengikat. Lalu pergilah empat orang yang ditunjuk itu dihutan Lambubalano tersebut sampai mereka disana setelah mereka melihat rumpun bambu, mereka terus memilih batang yang terbesar lalu mereka tebang. Pada saat ditebang bambu itu terus berteriak, katanya: ”aduh, kakiku. ”mereka lalu menebang agak di atas, bambu itu berteriak lagi, katanya: ”aduh, perutku. ”Lalu yang ke empat orang ini menebang yang lebih atas lagi, tetapi bambu itu masih tetap lagi berbicara, katanya: ”Aduh kepalaku”. Carena bambu itu ditebang selalu berteriak, maka yang empat orang ini berhenti menebang, lalu mereka ke empatnya dengan perasaan ketakutan, mencabut bambu itu dengan akar-akarnya mereka sama-sama bawa ke Tongkuno.
Tiba di Tongkuno, bambu yang mereka pikul itu langsung mereka bawa dihadapan kepala Kampung Tongkuno. Lalu empat orang pemikul ini menceriterakan bahwa mereka cabut bambu ini dengan akar-akarnya karena pada saat ditebang beberapa kali, bambu itu berteriak pada setiap kali ditebang. Belum habis ceritanya keempat orang ini, tiba-tiba bambu yang dibaringkan dihadapan Kepala Kampung, berbicara lagi, katanya: ”jangan kamu orang ganggu saya, saya inilah raja kamu orang, buatkan saya kelambu, dan kelambuilah saya.” Mendengar pembicaraan bambu ini, Kepala Kampung Tongkuno terus yakin, dan percaya keterangan empat orang tadi, sambil memerintahkan beberapa wanita dalam kampung membuat kelambu. Kelambu yang disuruh buat itu, waktu itu juga selesai dikerjakan. Setelah Kelambu itu selesai, bambu yang dipikul dari hutan itu, terus dibawa naik dalam rumah Kepala Kampung Tongkuno lalu dikelambui. Setelah tujuh hari lamanya, batang bambu yang dikelambui itu tiba-tiba terus menghilang, dan tinggallah seorang laki-laki yang gagah perkasa dalam kelambu itu.
Itulah yang disebut orang yang keluar dari dalam batang bambu, dan mulailah diabdi oleh seluruh orang kampung Tongkuno bersama Kepala Kampung Tongkuno. Hal ini tidak lama terus tersiar diseluruh Muna. Orang-orang yang mengabdi bukan saja orang-orang Tongkuno, tetapi dari seluruh pulau Muna di dimana saja ada orang, berdatangan di Tongkuno. Jadi mulai saat itu Betenone Tombula telah mulai dijamin seluruh kehidupannya oleh rakyat Muna yang ada pada saat itu, dan dianggap sebagai Raja pertama di Muna. Empat puluh hari setelah Raja itu keluar dari dalam bambu, terus ada orang yang datang membawa kabar, bahwa ada seorang gadis yang cantik yang tiba di pantai kampung Duruka yang bernama Wa Bahara dengan menumpang sebuah ketoang. Mendengar ini Raja memerintahkan Kepala Kampung Tongkuno: ”Pergi jemput gadis itu dan, itulah isteri saya yang bernama ”Tandiabe”. Kepala Kampung Tongkuno setelah menyampaikan laporan atas kabar yang datang dari pantai Wa bahara bersama yang membawa kabar tadi, untuk menjemput isteri raja yang tiba di pantai Wa Bahara dengan menumpang sebuah ketoang itu. Dari hari itu juga isteri Raja itu tiba di Tongkuno. Setibanya isteri raja itu di Tongkuno, terus masuk dan tinggal bersama raja dalam kelambu yang sudah tersedia itu.
Bulan berganti tahun, beranaklah mereka berturut-turut: Sugimanuru, Sugilaende, Sugipatola dan beberapa Sugi lainnya. Maka tinggalllah keluarga Raja ini dan diabdi di Tongkuno. Rumah Kepala Kampung Tongkuno telah menjadi istana tempat tinggal Raja Muna yang pertama, Raja yang ajaib yang keluar dari dalam bambu.
Raja Bambu |
No comments:
Post a Comment